Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Monday, February 14, 2011

Mengampuni yang menyakiti

Abraham Lincoln, mantan presiden AS, mempunyai seorang lawan politik bernama Stanton. Semasa kampanye, orang ini selalu menjelek-jelekkannya; menjulukinya badut licik murahan, bahkan gorila. Namun Lincoln tak membalas, bahkan ketika terpilih menjadi presiden, ia mengangkat Stanton sebagai sekretaris negara! Karena dialah orang yang terbaik, katanya. Dan benar, sejarah mencatat bahwa Stanton adalah sekretaris negara yang sangat loyal. Saat Lincoln meninggal, Stanton memandang jenazahnya di peti mati dengan cucuran air mata. Di peti mati ini terbaring seorang pemimpin terhebat yang pernah saya kenal, katanya. Lincoln hebat, sebab ia berani mengampuni dan memercayai orang yang pernah menyakiti hatinya. Tuhan Yesus pun terkenal suka mengampuni dan memberi kesempatan baru bagi pendosa. Dalam Lukas 7 diceritakan bagaimana Dia mengampuni perempuan berdosa yang dianggap sampah masyarakat. Tidak hanya itu. Ia diberi kesempatan untuk melayani bersama rombongan Yesus. Dipercaya. Di kelompok itu ada juga perempuan yang sudah disembuhkan dari roh-roh jahat, serta istri pejabat (bendahara Herodes) yang masa lalunya kelam. Ditinjau dari track record-nya, mereka bukan kandidat unggulan. Namun, Yesus memandang mereka dengan kacamata positif. Jika seseorang diampuni dan dipercaya, pasti ia berubah menjadi lebih baik. Apakah Anda memiliki kacamata positif dalam memandang orang lain? Jika seseorang pernah melukai hati, bahkan mengkhianati Anda, dapatkah Anda memberinya kesempatan? Memercayainya sekali lagi? Mengampuni memang tidak mudah, tetapi dengan mengampuni berarti Anda sedang melepaskan duri di dalam dirimu. Saat anda mengampuni dan menerima dia yang Anda ampuni, berarti Anda sudah belajar seperti Kristus. Ketika Anda memberikan kesempatan dan percaya kepada dia yang Anda ampuni, berarti Anda sedang membawa dia menuju Kristus dan kebenaran-Nya.

Orang terkubur jika disisihkan, orang terhibur jika diberi kesempatan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

No comments:

Post a Comment