Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Wednesday, September 8, 2010

SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR ?

Ohh…..indahnya…..bersyukur

Mendengar anggota keluargaku ngomel-ngomel dirumah,
Berarti aku masih punya keluarga yang utuh.

Merasa lelah dan pegal linu setiap sore,
Sebab itu berarti aku mampu bekerja keras.

Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu dirumah,
Karena itu berarti bahwa makanku cukup kenyang.

Mencuci dan menyeterika tumpukan baju,
Sebab itu berarti aku memiliki pakaian.

Membersihkan halaman rumah, jendela, got, dan memperbaiki talang
Karena itu berarti aku memiliki tempat tinggal.

Duduk kembali dikantor,
Berarti masih ada perusahaan yang mau memperkerjakan aku bahkan perusahaan masih mampu membayar gaji setiap bulannya.

Mendengar nyanyian suara yang fals,
Karena itu berarti aku bisa mendengar.

Mendengar bunyi alarm dipagi hari,
Sebab itu berarti aku hidup.

Akhirnya…..aku perlu bersyukur mendapat surat karena tidak sadar aku masih memiliki teman yang peduli padaku.

Author unknown

Bahaya menjepit hp dengan bahu dan leher

Jangan biasakan menjepit gagang hp di antara bahu dan leher. Tonjolan tulang dapat memutuskan saluran pembuluh darah dan memicu stroke. 

Ingat, janganlah terlampau sering melepaskan gagang hp dari tangan anda dan meletakkannya di antara pundak dan telinga, sementara tangan melakukan aktivitas lain. Konon,perilaku semacam itu bisa menyebabkan stroke. Demikian dikemukakan seorang ahli syaraf asal Perancis pada Jurnal Kesehatan beberapa waktu lalu.

Seorang psikiater yang biasa berbicara lewat hp yang terjepit ditelinga kiri dan pundaknya lebih dari satu jam, dilaporkan menderita stroke ringan. Kejadian nahas itu terjadi akibat adanya tonjolan tulang yang memutuskan saluran pembuluh nadi. 

Menurut tim dokter yang meneliti kasus tersebut, pria berusia 43 tahun yang terbiasa berbicara via hp dengan pasien-pasiennya pada mulanya sehat-sehat saja. Namun, seusai memberikan konsultasi kepada pasiennya si psikiater ini mengeluhkan kebutaan sementara pada mata kirinya, telinga kirinya pun seperti merasakan sebuaah dengung. 

Tak hanya itu,dia pun mengaku kesulitan untuk berbicara. Kondisi ini menunjukkan bahwa dirinya menderita stroke ringan. Dari hasil pemindaian tampaklah adanya sobekan pada dinding arteri bagian dalam dari organ tubuh si pria tadi. Sobekan tadi jelas mempengaruhi saluran pengiriman darah yang menuju ke otak.

Seperti diketahui, pada tubuh manusia terdapat dua kelenjar arteri yang bertugas menyalurkan darah yang mengandung oksigen dari jantung menuju kepala dan leher. Kedua saluran arteri tersebut naik di kedua sisi leher, dari jantung menuju otak.

Pada gambar scanning tampaklah adanya sebuah peruncingan tulang yang lazim disebut sebagai proses stiloid, yang menyebabkan adanya kontak antara tulang (pada bagian leher) dengan ateri.

Sebenarnya,setiap orang memiliki dua tulang stiboid ini. Keduanya menonjol dari dua sisi tulang tengkorak, tepat di bawah telinga dan di belakang tulang rahang. Namun, tulang yang dimiliki psikiater tadi lebih panjang dari biasanya.

Mathieu Zuber, ahli syaraf dari rumah sakit Saint Anne, Paris mengatakan "Untungnya pasien ini hanya mengalami serangan insemik berkala, atau terjadi penghentian suplai darah menuju otak yang kurang dari 24 jam" ..Dengan begitu, hanya stroke ringanlah yang menyerang psikiater yang biasa bertelepon via hp dengan pasiennya tadi.

"Namun, kejadian ini menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas setiap hari yang melibatkan penyimpangan agak lama di bagian leher, seperti menggunakan hpdengan menghimpit antara telinga dan pundak, bisa menimbulkan masalah yang tidak terduga bagi sebagian orang," tambahnya.

Ia menambahkan, psikiater tersebut tidak mengalami gejala stroke terlalu lama. Namun, sejak kejadian itu, ia tidak mau lagi melakukan pembicaraan dengan cara menghimpit hpdi antara telinga dan pundaknya saat melayani keluhan pasien-pasiennya.

Source : email ke email

Jalur Kereta Api

something to think about...

Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.

Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain.

Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta api tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?

Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil.

Pikirkan baik-baik jawaban anda, & setelah anda yakin dengan jawaban anda, baru anda teruskan membaca ke bawah.


Yakin dengan jawaban anda? ....... Jika sudah, silahkan terus ke bawah.

Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta api dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.

Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.

Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.

Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta  api karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif. Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat.

Jika arah laju kereta api diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta api akan menuju jalur tersebut. Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta api diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta api. Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta api tersebut.

Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat.

Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar.

"Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar".

Source : email ke email